Social Icons

Thursday 28 February 2013

pemblajaran kontekstual


definisi
  • Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat
  • Bertolak dari pengertian tersebut jelas memberikan gambaran pada kita bahwa dalam pembelajaran kontekstual ini Proses Belajar Mengajar (PBM) akan lebih konkret, realistis, lebih actual, lebih menyenangkan dan lebih bermakna.
Pendekatan ctl
  • Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
  • Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.
Karasteristik
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karakteristik (Johnson, 2002) diantaranya sebagai berikut: (1) melakukan hubungan yang bermakna, (2) melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan, (3) belajar yang diatur sendiri, (4) bekerja sama, (5) berpikir kritis dan kreatif, (6) mengasuh dan memelihara pribadi siswa, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian autentik.
Jadi pada dasarnya karakteristik pembelajaran kontekstual menekanan pada pembelajaran yang bermakna, bukan hanya sekedar menghafal melainkan mengalami dan berbuat serta mampu bekerja sama untuk memecahkan dan memperoleh informasi baru berupa pengetahuan dan guru bukan satu-satunya sumber belajar serta menggunakan berbagai strategi penilaian bukan hanya tes saja.


Tujuan
  • Pembelajaran kontekstual bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan pemahaman makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan anggota bangsa.
  • Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya diperlukan guru-guru yang berwawasan CTL, materi pembelajaran yang bermakna bagi siswa, strategi, metode dan teknik belajar mengajar yang mampu mengaktifkan semangat belajar siswa, media pendidikan yang bernuansa CTL, suasana dan iklim sekolah yang juga bernuansa CTL sehingga situasi kehidupan sekolah dapat seperti kehidupan nyata di lingkungan siswa.
6 unsur pmbelajaran ctl
  1. Pembelajaran bermakna
  • Siswa berkepentingan terhadap konten yang harus dipelajari. Pembelajaran dipersepsi dengan hidup mereka
  1. Penerapan pengetahuan
  • Kemampuan untuk melihat apa yang dipelajari ditetapkan dalam tatanan-tatanan yang berfungsi pada masa sekarang dan akan datang
  1. Berfikir tingkat lebih tinggi
  • Siswa dilatih berfikir dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu issu, atau memecahkan masalah
4. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar
  • Konten  berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar lokal, nasional, asosiasi, dan atau industri
  1. Responsive terhadap budaya
  • Memahami dan menghormati nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan siswa, sesama rekan pendidik, dan masyarakat tempat mereka mendidik
  1. Penilaian otentik
  • Penggunaan berbagai macam strategi penilaian


7 komponen utama ctl
·         konstruktivisme.
·         Salah satu landasan teoritis pendidikan modern termasuk CTL adalah teori pembelajaran konstruktivisme. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya  siswa membangun sendiri pengetahun mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai pada  pembelajaran siswa aktif. Sebagian besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa.
·         Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan  ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan  dibenak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan  dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri.
·         Inquiry
·         adalah merupakan suatu teknik yang digunakan guru untuk dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah tentang pengetahuan yang sedang dipelajari. 
·         Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis Contoxtual Teaching Learning CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Siklus Inquiry antara lain :
·         Observasi
·         Bertanya
·         Mengajukan dugaan
·         Pengumpulan data
·         Penyimpulan
·         Bertanya
·         merupakan strategi utama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Kontekstual. Dalam proses pembelajaran bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan bertanya bagi siswa yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Guru dapat menggunakan teknik bertanya dengan cara memodelkan keingintahuan siswa dan mendorong siswa agar mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala yang ada, belajar bagaimana merumuskan pertanyaan-pertanyaan, dan belajar bertanya tentang bukti, dan penjelasan-penjelasan yang ada.


·         Masyarakat belajar
·         Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil pembelajaran diperoleh dari berbagi antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu dengan yang tidak tahu. Sehingga menimbulkan komunikasi dua arah, saling memberikan informasi satu dengan yang lain.
·         Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya.
·         Pemodelan
·          maksudnya adalah bahwa dalam suatu pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu harus ada model yang ditiru. Pemodelan akan lebih mengefektifkan pelaksanaan pembelajaran. Prinsip pembelajaran modeling merupakan proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses modeling tidak terbatas dari guru saja akan tetapi guru dapat memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Artinya dalam pembelajaran Kontekstual guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
·         Misalkan siswa yang pernah menjadi juara dalam olimpiade matematika dapat disuruh untuk menampilkan kebolehannya di depan teman-temannya, dengan demikian siswa dianggap sebagai model.
·         Refleksi
·         adalah berpikir kembali tentang materi yang baru dipelajari, merenungkan lagi aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang  pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya atau menambah khazanah pengetahuannya.
·         penilaian sebenarnya
·         Tahap terakhir dari pembelajaran Kontekstual ialah melakukan penilaian sebenarnya. Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL. Penilaian sebenarnya adalah penilaian  yang dilakukan berkenaan dengan seluruh aktivitas pembelajaran yang meliputi proses dan produk belajar sehingga seluruh usaha siswa yang telah dilakukan mendapat penghargaan. Penilaian sebenarnya menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa. Penilaian yang dilakukan tidak hanya dilakukan guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang lain.


·         Perbandingan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Tradisional
NO.
CTL
TRADISONAL
1.
Menyandarkan pada memori spasial (pemahaman makna)
Menyandarkan pada hapalan
2.
Pemilihan informasi berdasarkan kebutuh-an siswa
Pemilihan informasi di-tentukan oleh guru
3.
Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
Siswa secara pasif menerima informasi
NO.
CTL
TRADISONAL
4.
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/-masalah yang disi-mulasikan
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
5.
Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan
6.
Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang
Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu
NO.
CTL
TRADISONAL
7.
Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok)
Waktu belajar siswa se-bagian besar dipergu-nakan untuk mengerja-kan buku tugas, men-dengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individual)
8.
Perilaku dibangun atas kesadaran diri
Perilaku dibangun atas kebiasaan
NO.
CTL
TRADISONAL
9.
Keterampilan dikem-bangkan atas dasar pemahaman
Keterampilan dikem-bangkan atas dasar latihan
10.
Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri
Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor
11.
Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tsb keliru dan merugikan
Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman
NO.
CTL
TRADISONAL
12.
Perilaku baik berdasar-kan motivasi intrinsik
Perilaku baik berdasar-kan motivasi ekstrinsik
13.
Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting
Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas
14.
Hasil belajar diukur  melalui penerapan penilaian autentik.
Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.



Simpulan
  • Jadi pada dasarnya pembelajaran kontekstual guru di dalam menyampaikan konsep pembelajaran berusaha memberikan sesuatu yang nyata bukan sesuatu yang abstrak sesuai dengan lingkungan sekitar anak, sehingga pengetahuan yang diperoleh anak dengan pembelajaran di kelas merupakan pengetahuan yang dimiliki dan dibangun sendiri, ada keterkaitan dengan penerapan kehidupan sehari-hari yang bisa dijadikan bekal untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan berdasarkan pengetahuan yang telah dibangun dan dimilikinya.

No comments:

Post a Comment

 

Sample text

Sample Text

Sample Text